Rabu, 02 Mei 2012

kemarin hari ini

hidup bagai kamuflase yang sulit di terjemahkan backgroundnya,,
baru kemarin aku merasakan eforia kesenangan itu,,
dan hari ini..harus ku teguk lagi pil pait,,yang membungkam hatiku..

dengan penuh perasaan..belum tentu meraih keabadian..
dengan tulus hati,,belum bisa mempercayakan..

aku,,orang yang di tikam hatinya..
di cabik-cabik punggungnya,,
dan di peras keringatnya..
penuh tatih menginginkan kebebasan..
bebas dalam diam..dan bebas dalam masa depan..

sepenuh-penuhnya hati ini..pasti masih ada sedikit ruang kosong,,

aku galau..karna kebebasanku..
(Dhea Ayako)

Bila Nyawa Telah didownload

Mumpung masih hidup, sungguh indah hidup ini bila kita merasa diawasi, merasa setiap saat ada yang sedang mendokumentasikan kita. Yang jelas saat roh kita sudah didownload maka kesempatan untuk membersihkan diri dari virus-virus dan meng-edit kembali menjadi lebih baik itu sudah tidak bisa, kecuali karena rahmatNya


IMAM
''Manusia itu tercipta untuk kehidupan abadi (akhirat). Janganlah engkau jadikan masadepanmu yg abadi itu gelap dan menyengsarakan hanya karena lupa diri dengan kesenangan sesa’at namun menyesatkan masa depanmu itu”

(Adie Jail)

99 nama

99 nama ku eja penuh maknasyahdu,khusuk penuh damba

hening
sunyi

hingga tak mampu sembunyikan
sisa-sisa air mata di hadapannya
dia maha sempurna

biji tasbih kulantunkan dengan kata dzikir
laillahaaillahah
laillahaaillahah
laillahaaillahah

hening,
sunyi
dia maha sempurna

(Thary Eka Oktarika)

“Nyanyian Muhammad”

Lihatlah batuan sumber
Kedamaian yang terang
Terlihat seperti bintang
Tentang awan
Remaja pemberi makanan
Baik pengusir setan

Pemuda segar
Dia tarian dari awan
Pada batu marmer
Membuat suara yang menyenangkan
Setelah langit

Melalui tingkatan yang tinggi
Berburu batu kerlap-kerlip
Dan dengan tendangan awal pemimpin
Dia menarik saudaranya
Seiring dengan itu.

Dibawahnya lembah
Dibawah sepak tendangan bunga


Dan padang rerumputan
Hidup dengan hembusan nafasnya

Namun tidak memegang naungan lembah
Tidak ada bunga
Mereka membungkus disekitar lututnya
Menyanjung dia dengan mata cinta
Setelah dataran membus jalannya
Di jalan ular

Aliran yang bersarang
Dia mudah masuk pergaulan
Pesawat dihiasi perak
Dan dataran sungai-sungai
Dan aliran dari pegunungan
Berteriak dan memanggilnya SAUDARA
Saudaraku bawa saudara-saudaramu
Dengan ayahmu yang tua
Untuk lautan yang kekal
Dengan lengan yang ramah-tamah
Tunggu kami
Yang,ah!,sia-sia dibuka
Merindukan-Nya untuk memahami
Karena kita makan di padang pasir
Keserakahan pasir,matahari di atas sana
Menghisap darah kita,sebuah bukit
Menghambat kami ke telaga!,saudaraku
Bawalah saudara-saudaraku dari pegunungan
Bawalah dengan ayahmu

Datanglah kalian semua
Dan sekarang dia bertambah besar
Sangat elok,seorang umat manusia
Mengusung bangsawan tinggi keatas
Dan kemenangan yang bergulir
Namanya berada disetiap negara,dan kota
Berada dibawah kakinya
Gemuruhnya tidak terhalangi
Membuat puncak menara api
Rumah marmer,sebuah ciptaan
Kekayaan dibelakangnya

Rumah kayu aras beruangkan atlas
Diatas pikulan besar;sambil mendesing
Pukulan dikepalanya
Seribu bendera diudara
Saksi dari kemulian-Nya

Dan dia membawa saudara-saudaranya
Hartanya,anaknya
Menanti kedatangan sang ayah
Untuk kediaman dihatinya

< Meinar Sari >