Rabu, 05 Oktober 2011

BUNDA 1


Bulan cemara masih di kepala
menggantung di mata sayu
serpihan sepi
mengkristal di senja hari
aku tandai tahi lalat kesetiaanmu
sepanjang waktu

Bulan temaram adalah luka
menganga di dada bunda
malam gelap
pekat menyergap
tapi kejora di matamu
tetap bercahaya

kupasang jam pada gelas waktu
di Setiap helaan nafas
ayat-ayat mengangkasa
menguak pintu sorga

 Oleh Feerly Moonthana
B. Lampung, 3 Desember 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar