Serpihan
cermim
berguguran di lembar-lembar hari
Jadi penanda bulan retak di penghujung malam
Mengurai-ngurai bayu yang berkesiur bawa mimpi
yang usai di lumat embun pagi hari
Lalu!
Remah cermin
menyileti kaki-kaki kalbu yang semakin kelabu
waktu jadi sembilu
dan penantian hanya jadi nisan
Serpih makin menyerpih
Rembulan makin pipih
Malam makin kelam
tak ada bayang
semua kembali suram.
Oleh. F.Monthana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar