Rabu, 05 Oktober 2011

MELAUTKAN DARAH


Memandang laut dikedua bola matamu
Aku berlayar menempuh kerinduan pantai
Menghela sauh yang dititipkan angin.
Jentera surge. Terbuai sampai semenanjung
keabadian. Air mata laut. Lepas menari-nari
meniti buih. Gelombang pasang di
sudut kepal, badai darah lekatketepian dermaga. Mengaruskan lembayung
meradang karang. Keranda pantai. Menawarkan
pelabuhan senja ke atas ukiran pasir.
Maka, aku melautkan darah, berderas
mengalir kepunggung –punggung
sungai. Menggiring liukan jala nelayan
tuah muara. Menghela perkabungan
upacara. Bendera kertas terapung
menyambut dewa-dewa. Senja mutiara
membangun perkampungan perahu
rumah-rumah air memburu cakrawala
lalu, jangkar-jangkar awan menautkan
kedalam gerbang samudera
pintu birahi. Jendela berhala
dimabukkan geraiombak, menancapkan
palung nurani. Mendeburlah cuaca,
yang menyeret riak-riak gerimis bergegas
bertolak menggenangi hasrat pulau-pulau.
Bohemian Jambi, 03 September 2003

Tidak ada komentar:

Posting Komentar